Selasa, 05 Agustus 2008

aku dan tuhanku

H. Aku dan tuhanku

2/8/2008

Jam. 8.30 pagi

“sepertinya ini wajib saya lanturkan”

entah, apakah aku sudah terkena pengaruh oleh para filosof yang berfikir bebas tentang tuhan,manusia dan alamnya. Atau aku hanya manusia idiot yang hanya berspetakulasi dengan kehidupan. Jujur aku kurang setuju dan sedikit mengarah kepada yang batil. Entah aku dosa atau tidak “kebenaran” aku kurang percaya dengan ALLAH. Tetapi aku masih takut dengan ALLAH hanya imanku goyah dan tidak terarah. Entah atas pemikiran willian james yang tidak mengakui tuhan seperti tuhan yang dianggap oleh agama samawi. Ia hanya percaya bahwa memang ada sesuatu yang mengatur kita yang disebut oleh agama samawi tuhan, ia tidak menganggap dan tidak menyebutnya tuhan hanya ada sesuatu yang mengatur entah sebutannya apa.

Aku sebagai manusia idiot merasakan betul pengaruh tersebut. aku sudah berkeyakinan dalam hati mempercayai tuhan yang diucapakan willian james dari pada agama, tetapi aku masih takut allah. Ya allah, ya kebenaran aku berpikir buruk sekali tentang ini, aku merasa goncang dengan keyakinanku. Saat menulis kata ini ngilu ragaku dan berat batinku. “Entah” ini harus aku bahasakan agar orang lain mengerti apa yang kurasakan. Aku bukan kafir dan bukan munafik aku ingin kearifan cinta yang sesungguhnya. kalau berfikir secara agama terasa banyak kejanggalan-kejanggalan yang ada didalamnya. Entah kebanyakan tidak masuk akal. Entah itu langit ketujuh” yang mana tidak ada langit satu sampai tujuh”, juga berita al-qur’an tentang tentara gajah ketika nabi lahir ”mustahil gajah ada di padang pasir”. Aku lebih berfikir secara logika dan akal sehat entah sepertinya pikiranku sudah mengamat betul banyak kebohongan yang ada di dalam ajaran. Terutama setelah masa khalifah ali bin abi thalib yang banyak melahirkan perpecahan yang tentunya banyak melahirkan kebohongan agama.

Aku anak idiot merasakan betul kegoncangan itu, mudah-mudahan ada orang yang mampu mengatasi masalahku ini. mudah-mudahan aku dapat mimpi yang meluruskan keyakinanku lagi, amin ya roball alamin.

Tak ada yang tahu kegoncangan batinku ini. aku tidak mau tersesat dalam kehidupan entah aku harus berpegang teguh kepada apa dan yang mana. tentunya kalau aku berpegang kepada filsafat pasti tidak akan bersahabat dengan agama karena agama membatasi diri dengan wahyu. Tetapi kalau berpegang teguh kepada filsafat aku akan berpikir bebas dan tidak tebatas yang tentunya akan bertentangan dengan agama seperti ini.

Aku anak idiot tidak mengerti apa-apa. Tuhan! Aku tidak percaya dengan allah aku takut kepada allah. Ya allah, goncanglah keyakinanku ini aku takut tersesat tunjukan jalanmu ya allah. Seandainya aku bisa mengucapkan bahasaku ini secara mendetail tentu orang akan benar-benar memahami keadaanku sekarang. Aku sedang goncang aku tidak percaya dengan allah tetapi aku takut allah. Aku percaya dengan tuhan, pencipta semesta alam. Kekal abadi bersama jiwaku.

Aku anak idiot yang paling idiot. Merasakan betul kekuasan tuhan semesta alam. Aku sangat-sangat merasakan betul kekuasan tuhan. Aku tidak percaya dengan ucapan dia tentang allah, aku tidak percaya ucapkan agama tentang allah dan mungkin aku tidak percaya ucapan dosenku pak darsana tentang allah. Karena aku berpikir secara logis menggunakan akal sehat aku lebih mencintai kearifan dan kebijaksanaan. Aku ingin bebas dan tidak mau terbeban jiwa dan ragaku. Aku cinta kedamaian, aku rindu sang pengasih. Ya’ allah aku goncang, tunjukanlah jalanmu ini. aku tidak percaya allah.

Aku anak idiot yang paling banyak mengambil resiko. Kebenaran yang mana yang benar-benar, keadilan mana yang seadil-adilnya. Apakah dengan otak yang 1.400 cc kita tidak bisa memaksimalkan kecepatan dan kelogisan berpikir. Apakah kita terbelenggu dengan kebohongan apakah kita harus begini terus menerus tidak ada kata logis kebenaran dan ajaran. Aku ingin bebas aku ingin bahagia dan aku ingin selamat dunia dan abadi jiwaku. Tuhan kemana aku harus cari enkau aku sudah banyak kekalahan. Allah aku takut, tapi aku goncang. Ini benar-benar kurasakan. Aku aku, kamu kamu dan enkau engkau. aku percaya dengan aku, kamu sudahlah kamu dan enkau memang ku cari engkau. Aku tidak mau terbebani, aku ingin hidup bebas, aku mau berfikir logis. Apa itu agama, apa itu takut, apa itu allah. Yang pasti kalau kita berpikir terus-menerut takut kepadanya ya, benar kecelakaan akan menimpa kita. ya, pantas karena manusia akan berpikir sesuai dengan perintah otak sadar dan di jalankan oleh otak bawah sadar. Ya, allah ya tuhanku aku goncang. Tunjukan jalanmu.aku kurang menyakini enkau!

Aku anak idiot yang sulit memahami. Membaca al-quran adalah ketentaraman dan kedamaian batinku. Setelah membaca al-quran segala masalah hilang sudah terasa. zat-zat yang sangat kecil-kecil-kecil sekali jauh lebih kecil dari atom, bisa menyejukan jiwaku. hilang semua yang buruk. Jiwaku menjadi tentram keambrulbautan/perselisihmanan” entah terasa tidak ada yang mampu mewakili bahasaku ibarat sesuatu yang kacau balau” lenyap seketika seusai membaca al-qur,an. Jiwaku puas dan tentram. Sama halnya ketika membaca puisi, betapa puasnya aku dan aku hampir sama merasakan apa yang ku rasakan seperti sehabis membaca al-quran. Hal itu membauktikan bahwa jiwa kita butuh penyucian dan kebugaran. Aku goncang ya, allah. Ya, allah tunjukan aku jalan.

Minggu/3/8/2008

Jam 3.30 pagi

Do’a

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh

kau penuh seluruh

Cayamu panas suci

Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Dipintumu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Karya:chairil anwar

Aku bodoh, bodoh sekali mungkin kemarin pikiran sedang kacau. Kenapa aku bisa kepikiran seperti itu. aku selalu mempertanyakan kebenaran tuhan. Aku sudah tidak percaya tuhan yang disebut allah, tetapi aku percaya tuhan. Ya,allah maafkanlah kegoncanganku itu. aku makluk paling idiot, kalau berpikir dan menanyakan enkau terus-menerus sama juga aku ini anak idiot yang paling idiot. Mencarimu hanya membuatku tersiksa, hanya ada satu keyakinan untukmu ya,allah, tuhan semesta alam.

minggku ke-3 mengajar

G.Minggu ke-3 mengajar

Malamnya sama sekali tidak ada persiapan untuk bahan pengajaran anak-anak. alasannya adalah hari ini aku ijin dan paling-paling masuk sebentar kemudian pulang. Aku izin karena nanti jam 2 siang saya akan pergi ke PORES tangerang main voly. Aku masuk mengajar jam 12.30, jam pertama di kelas 1.2. aku tak habis pikir, di kelas itu aku kehabisan bahan untuk mengajar sampai jam2. dan aku serba salah.

Banyak sekali yang kulakukan hari itu, terutama mengasih tugas kepada anak-anak tentang tugas semester dan minggu depan. Hari ini kacau sekali, kacau. Aku lemah dan pusing tak berdaya. Sepertinnya batinku tertekan sekali, aku ingin menuliskanya dengan kata-kata ketapi tidak ada yang sanggup dan tau apa yang ada di dalam hatiku ini. bahasaku sangat terbatas tidak mampu mengungkapkan rasa dihati ini yang sesungguhnya.

Di kelas 1.2 aku merasa di acuhkan, yang paling menyebalkan adalah anak-anaknya malah meledek saya. Aku merasa di hina sekali sebagai seoarang guru. Aku ingin bercerita layaknya pak. darsana dosen mata kuliyah psikologi, tetapi anak muridku ngeselin bukan kepalang. Ku ajak bercerita malah ia mengikuti gayaku dan meniru gerakku. Hanya di kelas ini aku mendapatkan masalah, mereka seakan tidak menghargai apa yang aku ucapkan dan jelaskan. Aku masih terlalu mudah dan sulit sekali menguasai keadaan kelas. Hatiku bagai di campakan. Aku ingin di hargai, kedatanganku di kelas tidak mereka anggap sebagai hal yang berbeda tetapi layaknya tidak ada guru. Bercanda kesana kemari. Bahkan ada yang bermain HP.

Aku tidak bisa menceritakan apa yang ku alami. Inti dari masalahku adalah tindak murid yang tidak mau memperhatikanku dan juga kesalahanku dalam mengatasi masalah tersebut. aku hendat bercerita tetapi suasana tidak mendukung tanpa di pikir panjang aku menyuruh mereka mengerjakan tugas yang materinya belum aku ajarkan dan aku masih kaku sekali dengan materi itu. kebodohanku tampak, tampak sekali. anak murid sudah menilai kenerjaku sekarang dengan predikat buruk.

Masalah dan bebanku semakin panjang sudah. Aku adalah tipe orang yang mudah stress dan pejuang keras. Ku yakin ini adalah pengalaman yang paling berharga dan juga banyak menjatuhkan harga diriku semata. Aku merasa di campakan oleh muridku sendiri dan aku menunjukan kebodohan yang mestinya tidak ku lakukan. Hanya kepadamulah tuhan ku berserah diri. Hatiku sudah remuk lebam dengan masalah ini. aku tidak sanggup lagi menjadi guru di kelas1.2 yang muridnya selalu acuh dan tidak acuh ingin rasanya ku kasih nilai merah semua di kelas itu, tetapi ini adalah kesalahanku semua. Aku berdoa kepada tuhan agar di mudahkan jalan dan di bukakan pintu. Hanya mimpilah yang menjadi sejata utamaku untuk memecahkan masalah. Aku yakin sekali malam ini aku pasti di kasih mimpi.

Benar saja aku mendapatkan mimpi, tetapi sangat singkatdam --padat. mungkin ini adalah teka-teki yang harus aku pikirkan. Dalam mimpi itu” aku bertemu dengan guru sejarah SMAku pak samsudin namanya. Ia sedang mengawasi murid-murid yang sedang mengerjakan LKS, keadaan kelas sangat tenang dan anak-anak focus semua mengerjakan tugasnya” hanya sebentar sekali mimpiku itu, tetapi apa yang dapat ku pelajari dari itu aku masih sangat bingun. Mudah-mudahan aku mendapat mimpi lagi, amim. Sebagai jalan keluar memecahkan masalahku mengajar.

hari pertama mengajar

F. Hari pertama ku mengajar

Di SLTP aku menjagar bahasa indonesia. kesan pertama yang aku rasakan adalah grogi dan tegang. Sekarang sudah dua kelas aku masuki keduanya belum masuk aktif. Kelas pertama hari kamis 17 juni 2008, itulah hari yang paling terkesan. Pertama kali masuk kelas, kakiku gemetar, ku tahu puluhan mata memperhatikanku tetapi aku menunduduk pura-pura tidak tahu. Di kelas aku serba salah ku coba untuk tenang dan tidak grogi tetapi tidak bisa juga. Prilakuku di depan bagai orang tergesa-gesa yang selalu salah. Anak-anak terlihat begitu memperhatikanku, sepertinya dia menunggu apa yang aku lakukan sedangkan aku bingun sendiri.

Aku masih terlalu muda mengajar tetapi tidak apalah ini hanya ku jadikan pengalaman. Ku tahu mentalku bukan mental tempe apalagi tahu. Kehidupan keras dan malu sudah lama ku geluti. Lari siang bolong setiap hari ketika SMA bahkan aku lari 3 kali sekari. Kadang-kadang nenek-nenek mengomeliku kalau aku tidak boleh lari siang karena hanya akan membacawa mudratnya. Aku percaya kata pelatihku kegilaan itulah yang menjadikan kamu menjadi orang sukses. Ternyata hasilnya benar kini aku sudah jauh melintang di dunia olah raga. Aku terpilih menjadi pemain terbaik UIN JAKARTA dan aku pernah mendapatkan beasiswa ketika SMA. Masa hanya mengajar seperti ini saya tidak bisa. aku tahu otak bawah sadar, kalau aku mengucapkan kata dan keyakinan” aku bisa!!!!” pasti aku akan bisa dengan nyata.

Setelah salah tingkah ketika duduk awal masuk, kini aku bangun memperkenalkan diriku. Aku canggung dan tidak ada hal ketenangan di dalam diriku. Semua itu masih sangat asing bagiku, aku grogi. Pikiran dan keadaan berpisah sudah aku ngaur apa saja ku katakan. Alhamdulilah, itu hanya pertama kini di akhir aku sudah bisa menguasai kelas, anak-anak begitu focus dengan ceritaku. Ku hayati sekali cerita yang ku sampaikan kepada mereka sampai aku menangis mungkin merasa juga merasakan apa yang kurasakan.

Masuk kelas kedua kini aku sudah mulai tenang, dan aku mulai menampakan ke PD-anku sekarang. Aku sudah menjadi guru dan aku bisa menjadi guru. Oh! Menjadi guru yang membuat takut hanya hal yang pertama atau hari-hari pertama yang sangat menakutkan namun hari berikutnya sudah enak rasanya.

Walau sudah hari kedua mengajar tapi tingkah lakuku di kantor sangat tegang. Di kantor guru itu semua kebanyakan adalah mantan guruku ketika SMA. Aku sulit sekali tenang kata-kata serta sikap ku tegang, tengang sekali. sampai saat ini aku belum menemukan tenangan itu dan aku aku yakin aku bisa

ajaran aristoteles tentang etika dan negara

AJARAN ARISTOTELES

A. Etika: menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagian. Kebahagian adalah suatu keadaan dimana segala sesuatu yang termasuk dalam keadaan bahagia telah berada dalam diri manusia. Jadi, bukan sebagai kebahagian subjektif. Kebahagian harus sebagai suatu aktivitas yang nyata, dan dengan perbuatan itu dirinya semakin disempurnakan. Kebahagian manusia yang tinggi adalah berpikir murni.

Negara: Negara akan damai apabila rakyanya juga damai. Negara yang paling baik adalah dengan sistem demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi yang berdasarkan undang-undang dasar

masa skolastik

B. masa skolastik

Istilah skolastik adalah sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah.jadi, skolastik berarti aliran atau kaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.

Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut.

a. filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.

b. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir,sifat ada, kejasmanian, baik buruk.

c. Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.

d. Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani karena bannyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.

Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode,yaitu:

1. skolastik awal belangsung dari tahun 800-1200;

2. skolastik puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;

3. skolastik akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450.

1. skolastik awal

saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa eropa. Hal ini ditandai dengan skolastik yang didalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah. Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya dibiar Italia selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke jerman dan belanda.

Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberals, meliputi tata bahasa, retorika, dialektika( seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.

Peter abaelardus( 1079-1180 )

Ia dilahirkan di le pallet, prancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli pikir dan pejabat gereja. Ia termasuk orang koseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantic sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukan kekuatan iman. Iman harus mau didahului akal. yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.

Berbeda dengan anselmus yang mengatakan bahwa berpikir harus sejalan dengan iman, abaelardus memberikan alasan bahwa berpikir itu ada di luar iman( di luar kepercayaan). Karena itu sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukan dalam teologi, yatiu bahwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti.

2. skolastik puncak.

Masa ini merupakan masa kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

berikut ini pendapat factor mengapa masa skolastik mencapai puncaknya.

a. adanaya pengaruh dari aristoteles, ibnu rusyd, ibnu sina sejak abad ke-12 sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang lurus.

b. Tahun 1200 didirikan universitas almamater di prancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah.

c. Beridirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13.

Albertus magnus (1203-1280)

Disamping sebagai biarawan, albertus magnus juga terkenal sebagai cendikiawan abad pertengahan. Ia mempunyai kepandaian yang luar biasa. Di universitas padua ia belajar artes liberals, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat aristoteles, belajar teologi di bologna, dan masuk ordo domican tahun 1223, kemudian masuk ke koln menjadi dosen filsafat dan teologi.

Terakhir dia diangkat sebagai uskup agung. Pola pemikirannya meniru ibnu rusyd dalam menulis tentang aritoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.

Thomas Aquinas

Nama sebenarnya adalah santo Thomas Aquinas. Yang artinya Thomas yang suci dari Aquinas. Disamping sebagai ahli pikir, ia juga seoarang dokter gereja bangsa Italia. Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan ilmu berjalan di luar jangkauan pemikiran. Ia mengimbau bahwa agar orang-orang untuk mengetahui hukum alamiah ( pengetahuan ) yang terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi antara pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara ketuhanan walaupun iman di ungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada diluar kekuatan pikiran.

4skolastik akhir

masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi( kemandekan)

William ockham(1285-1349)

pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang dan kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan unmum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilalui hanya lewat intuisi, bukan logika.

Nocolas causasus ( 1401-1464)

Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapatkan pengetahuan benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pergertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra.

masa skolastik

B. masa skolastik

Istilah skolastik adalah sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah.jadi, skolastik berarti aliran atau kaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.

Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut.

a. filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.

b. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir,sifat ada, kejasmanian, baik buruk.

c. Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.

d. Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani karena bannyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.

Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode,yaitu:

1. skolastik awal belangsung dari tahun 800-1200;

2. skolastik puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;

3. skolastik akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450.

1. skolastik awal

saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa eropa. Hal ini ditandai dengan skolastik yang didalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah. Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya dibiar Italia selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke jerman dan belanda.

Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberals, meliputi tata bahasa, retorika, dialektika( seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.

Peter abaelardus( 1079-1180 )

Ia dilahirkan di le pallet, prancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli pikir dan pejabat gereja. Ia termasuk orang koseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantic sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukan kekuatan iman. Iman harus mau didahului akal. yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.

Berbeda dengan anselmus yang mengatakan bahwa berpikir harus sejalan dengan iman, abaelardus memberikan alasan bahwa berpikir itu ada di luar iman( di luar kepercayaan). Karena itu sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukan dalam teologi, yatiu bahwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti.

2. skolastik puncak.

Masa ini merupakan masa kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

berikut ini pendapat factor mengapa masa skolastik mencapai puncaknya.

a. adanaya pengaruh dari aristoteles, ibnu rusyd, ibnu sina sejak abad ke-12 sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang lurus.

b. Tahun 1200 didirikan universitas almamater di prancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah.

c. Beridirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13.

Albertus magnus (1203-1280)

Disamping sebagai biarawan, albertus magnus juga terkenal sebagai cendikiawan abad pertengahan. Ia mempunyai kepandaian yang luar biasa. Di universitas padua ia belajar artes liberals, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat aristoteles, belajar teologi di bologna, dan masuk ordo domican tahun 1223, kemudian masuk ke koln menjadi dosen filsafat dan teologi.

Terakhir dia diangkat sebagai uskup agung. Pola pemikirannya meniru ibnu rusyd dalam menulis tentang aritoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.

Thomas Aquinas

Nama sebenarnya adalah santo Thomas Aquinas. Yang artinya Thomas yang suci dari Aquinas. Disamping sebagai ahli pikir, ia juga seoarang dokter gereja bangsa Italia. Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan ilmu berjalan di luar jangkauan pemikiran. Ia mengimbau bahwa agar orang-orang untuk mengetahui hukum alamiah ( pengetahuan ) yang terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi antara pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara ketuhanan walaupun iman di ungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada diluar kekuatan pikiran.

4skolastik akhir

masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi( kemandekan)

William ockham(1285-1349)

pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang dan kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan unmum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilalui hanya lewat intuisi, bukan logika.

Nocolas causasus ( 1401-1464)

Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapatkan pengetahuan benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pergertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra.

lima filosof yunani kuno

D.lima filosof yunani kuno

Periode yunani kuno ini lazim disebut priode filsafat alam. Dikatakan demikia karena pada priode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang di amati di sekitarnya

1. Thales(625-545 SM)

Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi alam semesta. Menurut pendapatnya, semua yang berasal dari air sebagai materi dasar kosmis. Ia mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya dari matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari, dan bahwa kedua sudut alas dari suatu segi sama kaki sama besarnya.

2. ANAXIMANDROS( 640-546 SM)

Pemikirannya, dalam memberikan pendapatnya tentang arce( asas pertama alam semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsure yang dapat di amati oleh indera, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat di amati indra, yaitu to aperion, sebagai sesuatu yang tidak terbatas, abadi sifatnya, tidak berubah-ubah, ada pada segala-galanya dan sesuatu yang paling dalam.

3. PYTHAGORAS( 572-497 SM )

Pemikirannya, subtansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Bilangan ini merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda(number rules the universe = bilangan memerintah jagat raya). Ia juga mengembangkan pokok soal metematik yang termasuk teori bilangan. Umpamannya, dikembangkan susunan bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.

4. XENOPHANES( 570-?SM)

Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap homerus dan Herodotus, Ia membantah adanya antropomorfisme tuhan-tuhan, yaitu tuhan di gambarkan sebagai( seakan-akan) manusia. Karena manusai selalu mempunyai kecenderungan berfikir, tuhan pun seperti manusia yang bersuara, berpakaian dan lain-lainya. Ia juga membantah tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan.

5. HERACLITOS( 535-475)

Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatu( yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Ucapannya yang terkenal: panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alasannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada di belakangnya.


aku"filsafat"

C.Aku “ filsafat “

Sering aku mengalami mimpi-mimpi yang benar-benar terjadi di alam nyata.

1. meminjam jaket dan topi

pernah suatu ketika aku meminjam jaket kepada teman dekatku. Sudah lama sekali, kira-kira sudah satu bulan tidak saya balikan. aku merasa sangat tidak enak. Suatu siang aku sudah kekesalan, kucari dimana-mana tetapi tidak ada. Akhirnya aku kelelahan kemudian tertidur. Sebelum tertidur aku selalu memikirkannya, mengingat-ingat dimana saya dulu meletakanya. Ternyata aku bermimpi, dalam mimpi itu aku di tunjukan jalan oleh orang tua berambut putih menunjukan tempat dimana jaket itu berada. Ketika saya sudah mengetahui keberadaannya tersentak saya bangun. anehnya saya tanpa berfikir sudah jalan dan mengambil jaket di tempat yang sebelumnya tidak saya ketahui. Begitu juga topi, sama.

2. Masuk UIN JAKARTA jurusan bahasa indonesia. “Pilihan pertama dan keduaku adalah fakultas ekonomi. saya ingin sekali masuk jurusan manejemen dan akutansi. tetapi tuhan berkehendak lain. “

Yang menjadi factor utama saya memilih jurusan itu karena pengaruh teman. Sebelum kaki kulangkahkan pertama kali ke gedung yang maha dahsat ini, sering malam aku sholat sunah tahajut memohon kepada allah agar di mudahkan langkahku dan di cerahkan masa depanku. Suatu hari aku pergi kesana untuk mengisi formulir pendaftaran. niatku dari rumah hanya ada satu tujuan mengambil jurusan yaitu jurusan manejemen fakultas ekonomi. Tetapi tuhan berkehendak lain. tak disangka jurusan yang tidak pernah terpikirkan olehku kini aku masuk kesana yaitu jurusan pendidikan bahasa indonesia. aku sangat percaya sekali dengan kehendak tuhan selama masa penungguan hasil ujian tulis mandiri UIN Jakarta banyak doa dan ibadah yang ku lakukan dan juga sebelum memilih 3 jurusan. Tak di duga-duga kenapa tuhan memilihku dan tak di sengaja tangan ini menandai jurusan pendidikan bahasa indonesia yang sama sekali tidak terpikirkan. Walau tidak dapat jurusan yang sesuai dengan kehendakku aku sangat yakin ini” bahasa indonesia” adalah jurusan yang sudah tuhan berikan kepadaku sesuai doa yang selalu ku minta setiap malam sebelum memilih dan masa penungguan hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru.

Doaku sebelum memilih jurusan” ya allah’ ya tuhanku tunjukanlah kepadaku jalan yang lurus jalan yang kau ridhoi. Ya allah ya tuhanku ini adalah awal dimana aku akan menjejaki langkah yang ku tak tahu bagaimana kedepannya nanti. Oleh karena itu tunjukan aku masa depan dengan arah yang lebih baik melalui juusan yang ku pilih. Dan sesuatu yang takan menyesal seumur hidupku”

Doaku ketika menunggu pengumuman seleksi mandiri. Satu bulan lamanya pengumuman ujian masuk negeri. Aku takut sekali tidak dapat. Ini adalah kesempatanku satu-satunya. Kalau tidak dapat maka aku akan menyesal seumur hidup. Aku tidak akan pernah merasakan bangku kuliyah seperti kaka-kakaku sekarang. Hanya ada satu jalan yaitu berdoa kepada allah setiap malam, sholat tahajud.

Ya allah, aku menemukan sekali betapa besar keagunganmu. Tiga hari sebelum pengumuman aku sudah mimpi kalau aku masuk dijurusan pendidikan bahasan indonesia dan sudah aku katakan kepada teman-temanku kalau aku sudah di terima di UIN Jakarta” padahal belum tahu hasil sebenarnya”. Di situ aku di kasih tahu kalau nilai ujian bahasa indonesiaku paling besar jika dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya. Entah sampai sekarang aku tidak tahu apakah nilai itu benar atau tidak.

3. aku sering mimpi dan sampai hari ini”20/7/2008” aku masih saja mendapatkan mimpi yang benar-benar nyata” letak HP” dan 21/7/2008 aku masih mimpi tentang bisikan yang menyuruh kalau aku harus memberikan tugas menghapal nama-nama sastrawan kepada muridku di SLTP.

terkadang aku selalu memikirkan diriku sendiri, aku merasa hidup di dunia ini hanya sendiri, semua yang ada di lingkungan kita itu adalah semu tipuan mata dan indera. Aku sangat, sangat merasakan bahwa sebenarnya kita hanya diam dan abadi disini. Aku hobi lari, kalau aku berlari dan terus berlari memang aku ini pindah/bergerak tetapi entah ada sesuatu hakikat yang diam dan diam tidak bergerak. Naik motor pun sama ketika aku pelan dan ngebut terasa aku hanya disini dan diam selalu tak bergerak sama sekali, yang bergerak hanya semu. Dan aku tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata apakah ini hanya pengaruh buku filsafat oleh pemikir-pemikir yunani atau aku sedang gila memikirkan dan merasa hal yang tak penting.”idris afandi/BHS. IND/ UIN Jakarta

Aku berfilsafat

B. Aku ber-filsafat

“Ini bukan tugas filsafatku dan filsafat adalah bukan bebanku”. Entah siapa yang salah, kenapa mata kuliyah yang aku senangi hasilnya sangat melukai dan menikam jiwa. psikologi kenapa aku bisa mendapkan nilai C, padahal pengetahuanku secara umum jauh lebih baik dari pada teman-teman yang lain. aku sangat rajin belajar, bukan hanya rajin belajar melainkan ilmu pengetahuan sudah menjadi teman hidupku. Aku ingin mengetahui dunia yang belum aku ketahui, rasa ingin tahuku jauh melebihi teman-teman yang lain.

Disaat temanku sedang asik bermain PS aku sedang membaca. Pikiranku keluar entah kemana. Aku bersama masuk dan memahami apa itu otak sadar dan apa itu otak bawah sadar. Disaat teman-temanku sedang ngobrol aku sedang berimajinasi dengan puisi-puisi yang menurutku sangat puas aku rasakan dan kata orang sangat jelek hasil nilainya. Tetapi kenapa tuhan rasa adilmu tidak jua datang. Nilaiku runtuh semua, tidak ada A-nya.

Hanya aku sajalah nilainya yang paling buruk. semua temanku banyak nilainya yang bagus-bagus, gondok sekali hati ini. aku salah cara belajarnya, salah semua. Aku hanya lebih mementingkan kemauanku sendiri tanpa menaati rambu-rambu lalu lintas dan yang paling salah adalah ketika awal perkuliyahan aku tidak masuk karena aku ikut main voly membela UIN Jakarta melawan TRISAKTI di BINUS. Ketidak hadiranku di perkuliyahan pertama psikologi pendidikan banyak membawa petaka. Aku baru tahu kalau awal perkuliyahan itu sangat penting dan tidak ternilai harganya. Pikiranku salah, salah sekali. aku berpendapat perkuliyahan pertama itu adalah hal yang sangat acuh artinya belum belajar dan paling-paling di kelas hanya perkenalan saja. Ternyata aku salah bukan kepalang awal kuliyah itu menentukan segalanya. Baru sekarang ini aku rasakan semuanya, aku tidak tahu cara membuat blok dan tidak begitu peduli dengan membuat blok. Sampai sekarang aku tidak tahu harus dengan apa fotoku ini dapat aku masukan kedalam blok. Sekarang aku lagi pusing entah apa yang aku lakukan, menulis kata-kata ini sudah kacau sekali. pikiran dan bebanku banyak. aku adalah orang yang tak mau banyak bekerja keras hanya pengeluhan yang aku hadapi. Sekarang ini aku harus mengerjakan program pengajaranku di SLTP tetapi aku tidak tahu cara membuatnya. Sepertinya ini adalah satu persoalan yang sama dengan membuat blok.

Tulisanku ini kacau dan tidak terarah. Apa yang akan aku tulis sekarang. Padahal banyak kerjaan yang harus aku lakukan tetapi aku tidak tahu cara mengerjakannya. Besok sudah harus dikumpulkan program pengajaranku, mengajar bahasa indonesia. melihat saja sudah pusing dan takut salah mengisinya juga membuat blok ketika itu.

walau perkuliyahan pertama tidak masuk dan tidak tahu cara membuat blok. Ku usahakan semaksimal mungkin untuk dapat mengerjakannya. Tetapi tuhan hasilnnya tidak memuaskan. Dua kali aku datang ke warnet tetapi penjaganya tidak mau mengajarkanku, dia tidak mau tau apa yang aku lakukan. Penjaganya hanya mengarahkan dengan sangat tidak jelas. aku tidak bisa mengucapkan dengan kata-kata usaha yang sudah aku lakukan.

USAHAKU

1. meminta pertolongan kaka kelas

namanya ka sariful semester 4. dia pandai sekali membuat blok. Kayaknya dia sudah jauh melintang di dunia internetan, aku sangat percaya kepadanya. Hari itu bersamaan dengan seminar di auditorium utama membahas HIV dan kondom. Sesudah seminar ku temui kaka kelas tersebut di depan tarbiyah. Langsung aku menuju warnet. Aku duduk di disampingnya, kami bertiga. Sariful ditengah dan rowi dipinggir satu lagi. tak lama ia membuka dan melihat bloknya sendiri kemudian ia membuakan blok baru untukku. Semua berjalan lancar. Satu persatu kami selesaikan dengan baik, tetapi saya salah. Saya tidak ingat dengan nama blok sendiri kira saya ka sariful ingat bloknya. Yang ada hari berikutnya ia lupa dan aku juga lupa.

2. meminta bantuan intan teman sekelas

sore itu dia menelponku dan menanyakan nomer alamat imel dan blok. Aku bingung karena lupa blok kemarin, yang sudah saya buat. Ia menanyakan kepadaku untuk di kirim ke pak darsana. Ku bilang kepadannya bahwa aku lupa dengan alamat imel saya karena tidak saya hapal dan tulis ketika membuatnya. Dia memahami apa yang aku rasakan sekarang. Dan akhirnnya dia mau menolongku membuatkan blok baru. Malang bagiku, blok yang ia buat untukku tidak bisa di buka ,entah ada kesalahan apa. Dan yang paling menyedihkan ketahuannya ketika saya membukannya di LAB computer bersama pak darsana, dosen psikologi.

hari sabtu itu jam 9.20 kami masuk di LAB computer lantai dua. Disana sudah ada pak darsana baru usai mengajar membuat blok lebih dalam kepada semester 4. kami masuk dan saya menempatkan posisi di tengah dengan harap dekat dengan intan orang yang sudah membuatkan blok baruku. Aku sudah tahu nama blok dan imelnya karena kemarin ia sudah menuliskan blok dan imel yang ia buat untukku. Sayang di LAB itu aku tidak bisa membukanya, temanku hanya kertas bodoh yang bertuliskan “ idrisafandi-uinbi”. Sudah kumasukan kata itu tetapi tidak mau kebuka-buka. Kutanya intan ia sedang sibuk-sibuknya mengurus kerjaan pak darsana. Tak seorang pun yang peduli denganku ketika itu, mereka selalu mementingkan egonya sendiri. Orang lain selalu di nomer dua kan. Akhirnnya aku ketahuan pak darsana, aku di sangka tidak membuat blok. keluarlah kata yang lembut namun menyakitkan dan menyinggung perasaan. Raut mukanya dan mimik mulutnya terekam jelas tak pernah terlupa. aku di marahi dengan gaya perbandingan, ia membanding-bandingkan sesuatu dengan keadaanku sekarang yang disangka aku tidak mengerjakan blok. akhrinya aku dipindah ke belakang dan disuruh membuat blok baru. Hanya aku sendiri yang merasakan, teman-teman lain tidak mau tahu apa yang aku rasakan. Meraka sama-sama mementingkan egonya. Tidak mau berpikir dan berhati kepada orang lain. hanya akulah sendiri yang tidak mempunyai blok ketika itu. kini aku sadari hanya akulah yang dapat menolong aku. Aku tidak percaya dengan orang lain. sekarang mereka sudah bangga dengan nilai yang sudah meraka capai. itulah manusia punya ego tinggi, selalu mementingkan dirinya sendiri. Maka benarlah teory Sigmund freud ( nyata )

3. diri sendiri

akhirnya hanya diri sendiri yang menolongku. kini aku sudah tidak percaya lagi dengan orang lain. mereka selalu mementingkan diri mereka mungkin aku juga sama kalau menjadi mereka. Aku lebih mementingkan diri sendiri, agar mendapatkan nilai yang baik. Tak peduli dengan orang yang parah, blok yang tidak ia buat sama sekali.

psikologi dapat C

Filsafat umum

A.Psikologi C

Senin/14/7/2008

Pagi ini sangat dingin udaranya. entah karena dingin atau bukan, perutku sakit sekali. mungkin gara-gara kemarin saya makan rujak sama teman-teman terlalu banyak. sekarang aku niat pergi ke kampus untuk mengembalikan buku tetapi banyak perkerjaan yang harus saya lakukan terutama perkerjaan rumah mulai menyiram bunga, ngepel dan menyetrika. Aku kesal sekali hari ini karena belum kuliyah saja tenagaku sudah terkuras. Aku sudah lemah ditambah lagi badanku sedang tidak enak badan.

Pergi kekampus jam 9 pagi, udara sudah tidak begitu dingin sekarang matahari mulai membuat kulit keluar air dan sudah lumayan panas. Sampai di kampus langsung aku menuju ke perpustakaan utama tetapi disana tidak ada tempat yang menerima pemberian buku yang kami pinjam. Di perpustakaan utama aku bertemu dengan wanita sepertinya dia sama-sama mau kembalikan buku. Wajah enak di pandang sepertinya dia orang yang berada( mapan).

Tak lama di di PU kami pulang bersamaan. Hanya senyum kecil yang di berikan kepadaku tetapi itu sudah membuatku sangat bahagia. Ia menuju fakultas tarbiyah dan sekarang aku yakin kalau dia adalah anak tarbiyah. Sekarang aku masih mempunyai dua tujuan sebenarnya tujuan aku pergi ke kampus adalah 1. hendak memulangkan buku tetapi di sana tidak ada yang menerima/rapat 2. melihat nilai di jurusan pendidikan bahasa indonesia. dan yang 3. adalah membaca di perpustakaan tarbiyah. Sekarang rencanaku hendak melihat nilai yang ada di jurusan pendidikan bahasa indonesia, sebelum sampai disana aku bertemu dengan adam teman sekelas. Ia kesini ingin SP bahasa inggris. Tetapi ada kabar yang mengatakan bahwa dosennya tidak masuk. Dia hanya duduk saja di tangga lantai satu, depan lift bersama teman-temannya yang ikut SP bahasa inggris. Aku melanjutkan niatku menuju lantai lima tempat adaanya kantor jurusan pendidikan bahasa indonesia.

Di sana sepi tidak ada siapa-siapa, hanya aku sendiri dan bapak yang selalu ada di jurusan pendidikan bahasa indonesia. bapak itu sudah tua mungkin umurnya sudah 50 tahun. Rambutanya sudah panjang sekali, maka ia berpenampilan kucel. Aku kaget bukan kepalang setelah melihat nilai psikologi. Aku mendapatkan nilaiC lagi. sudah banyak terasa nilai C yang ku dapat. Terasa kuliyahku disemester dua gagal tidak ada yang berjalan sesuai dengan harapkan. Aku lemas kenapa dosen segitunya memberikan nilai yang mestinya mata kuliyah ini wajib saya dapatkan nilai A. harapakanku musnah sudah, sekarang hanya penyesalan dan kekesalan. Bahagia sudah hilang tidak ada rasanya sedikitpun. Pikiranku melayang dan burung-burung kian hadir bersama menghibur luka lara. Semester ini nilaiku tidak ada yang A. berbeda sekali dengan semester kemarin yang mana nilai A-ku sampai 4, tetapi sekarang malah C-nya yang hampir 4.

Aku muak sekali dengan nilai, Ku yakin cara kerja dosen sama sekali salah, salah semua. Aku bingun harus bagaimana dan apa yang ku lakukan. Aku benci sekali dengan dia, dosen mata kuliyah psikologi pendidikan. Terasa nilai ini tidak adil bagiku dan tidak layak untuk aku dapatkan. Ternyata mimpi semalamku benar, benar sekali.( malam itu, sebelum saya tahu nilai psikologi pendidikan saya mendapatkan mimpi. Mimpi itu saya bertemu dengan bu nuraini dosen filsafat. Ia menugaskan kepada saya untuk membuat blok. Tetapi dalam mimpi itu blokku mendapatkan masalah, sehingga nilaiku menjadi C “ itulah mimpiku semalam yang benar-benar terjadi dan bukan hanya itu mimpiku yang benar-benar terjadi masih ada banyak yang lainya. Entah aku selalu mendapatkan mimpi-mimpi yang tuhan berikan sebelum waktu yang nyata. Tuhan aku tahu hanya enkaulah yang paling adil dari semuannya. tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. pengetahuan akal manusia hanyalah tipuan belaka, indra kita hanya semu dan pengetahuan sesungguhnnya hanyalah pengetahuan budi.

Sudahlah biar nilaiku berantakan semua, sekarang aku menuju ke perpustakaan tarbiyah. Disana ku cari buku-buku tentang bahasa indonesia sebab sedikit lagi saya akan menjadi guru bahasa indonesia SLTP. pusing sekali, entah apa yang ku berikan kepada murid nanti kalau tidak ada persiapan. yang penting aku yakin dapat berbicara sebaik munkin dan mengusai kelas yang aku pegang.

Saat aku membaca rowi datang, ia langsung menempatkan bangku sampingku. Aku menceritakan segala maksud dan masalahku terutama mengenai mengajar. “Tuhan, mudahkan aku mengajar nanti, walau masih awal sekali tolong mudahkanlah perkerjaanku ini, amin.” Upacapannya membuatku kaget sekali dia banyak membicarkan masalah menjadi guru yang baik. Aku harus menggunakan baju yang bagus terutama baju lengan panjang dan aku harus menggunakan sepatu kantopel hitam. Semua itu membuat aku bingun, ternyata mengajar itu sulit dan ribet entah apa yang ku lakukan saat ini. membeli baju aku tidak punya uang membeli sepatu sama saja. Dan pikiranku semakin pusing karena 3 hari lagi aku wajib membayar uang kuliyah sebesar Rp. 1.125.000,00 “satu juta seratus dua lima ribu” di bank BNI46. Aku harus bagaimana tuhan dan apa yang aku lakukan, pikiranku sudah pusing. Aku tahu sekarang keluargaku sedang tidak punya uang. Kalau aku bicara kepada ibuku pasti dia akan keget dan sakit jantungnya akan kambuh. Sedangkan kalau bicara kepada bapakku sama juga bicara sama batu, percuma tuhan.

Rabu, 09 Juli 2008

TUGAS FILSAFAT UMUM

Riwayat hidup Sigmund Freud

Sigmund Freud yang terkenal dengan Teori Psikoanalisis dilahirkan di Morovia, pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Gerald Corey dalam “Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy” menjelaskan bahwa Sigmund Freud adalah anak sulung dari keluarga Viena yang terdiri dari tiga laki-laki dan lima orang wanita. Dalam hidupnya ia ditempa oleh seorang ayah yang sangat otoriter dan dengan uang yang sangat terbatas, sehingga keluarganya terpaksa hidup berdesakan di sebuah aparterment yang sempit, namun demikian orang tuanya tetap berusaha untuk memberikan motivasi terhadap kapasitas intelektual yang tampak jelas dimiliki oleh anak-anaknya.[2]

Sebahagian besar hidup Freud diabdikan untuk memformulasikan dan mengembangkan tentang teori psikoanalisisnya. Uniknya, saat ia sedang mengalami problema emosional yang sangat berat adalah saat kreativitasnya muncul. Pada umur paruh pertama empat puluhan ia banyak mengalami bermacam psikomatik, juga rasa nyeri akan datangnya maut dan fobi-fobi lain. Dengan mengeksplorasi makna mimpi-mimpinya sendiri ia mendapat pemahaman tentang dinamika perkembangan kepribadian seseorang.

Sigmund Freud dikenal juga sebagai tokoh yang kreatif dan produktif. Ia sering menghabiskan waktunya 18 jam sehari untuk menulis karya-karyanya, dan karya tersebut terkumpul sampai 24 jilid. Bahkan ia tetap produktif pada usia senja. Karena karya dan produktifitasnya itu, Freud dikenal bukan hanya sebagai pencetus psikoanalisis yang mencuatkan namanya sebagai intelektual, tapi juga telah meletakkan teknik baru untuk bisa memahami perilaku manusia. Hasil usahanya itu adalah sebuah teori kepribadian dan psikoterapi yang sangat komprehenshif dibandingkan dengan teori serupa yang pernah dikembangkan.

Psikoanalisa dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebahagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.

Ø Struktur Kepribadian

Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.

Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas, maka satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya, jadi kepribadian manusia itu sangat ditentukan oleh energi psikis yang menggerakkan.

Menurut Calvil S. Hall dan Lindzey, dalam psikodinamika masing-masing bagian dari kepribadian total mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dinamika dan mekanisme tersendiri, namun semuanya berinteraksi begitu erat satu sama lainnya, sehingga tidak mungkin dipisahkan. Id bagian tertua dari aparatur mental dan merupakan komponen terpenting sepanjang hidup. Id dan instink-instink lainnya mencerminkan tujuan sejati kehidupan organisme individual. Jadi id merupakan pihak dominan dalam kemitraan struktur kepribadian manusia.

Menurut S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, cara kerja masing-masing struktur dalam pembentukan kepribadian adalah: (1) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia akan mengubar impuls-impuls primitifnya, (2) apabila rasa ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistik, logis, dan rasional, dan (3) apabila rasa super ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irrasional.

Jadi untuk lebih jelasnya sistem kerja ketiga struktur kepribadian manusia tersebut adalah: Pertama, Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Seperti yang ditegaskan oleh A. Supratika, bahwa aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer.

Kedua, Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Di sini ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti “polisi lalulintas” yang selalu mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id dan yang memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego. Sedangkan yang ketiga, superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.

Sumber : Dra Kusmawati Hatta,M.Pd, Feb 24, '06 1:31 AM for everyone

Kamis, 29 Mei 2008

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

FILAFAT PERENIALISME

Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai – nilai atau prinsip – prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.


PANDANGAN MENGENAI KENYATAAN
Perenialisme berpendapat bahwa apa yang dibutuhkan manusia terutama ialah jaminan bahwa “reality is universal that is every where and at every moment the same “ (2:299) “ realita itu bersifat universal bahwa realita itu ada di mana saja dan sama di setiap waktu.” Dengan keputusan yang bersifat ontologism kita akan sampai pada pengertian – pengerian hakikat. Ontologi perenialisme berisikan pengertian : benda individual, esensi, aksiden dan substansi.
• Benda individual adalah benda yang sebagaimana nampak di hadapan manusia yang dapat ditangkap oleh indera kita seperti batu, kayu,dll
• Esensi dari sesuatu adalah suatu kualitas tertentu yang menjadikan benda itu lebih baik intrinsic daripada halnya, misalnya manusia ditinjau dari esensinya adalah berpikir
• Aksiden adalah keadaan khusus yang dapat berubah – ubah dan sifatnya kurang penting dibandingkan dengan esensialnya, misalnya orang suka barang – barang antic
• Substansi adalah suatu kesatuan dari tiap –tiap hal individu dari yang khas dan yang universal, yang material dan yang spiritual.
Menurut Plato, perjalanan suatu benda dalam fisika menerangkan ada 4 kausa.
• Kausa materialis yaitu bahan yang menjadi susunan sesuatu benda misalnya telor, tepung dan gula untuk roti
• Kausa formalis yaitu sesuatu dipandang dari formnya, bentuknya atau modelnya, misalnya bulat, gepeng, dll
• Kausa efisien yaitu gerakan yang digunakan dalam pembuatan sesuatu cepat, lambat atau tergesa – tergesa,dll
• Kausa finalis adalah tujuan atau akhir dari sesuatu. Katakanlah tujuan pembuatan sebuah patung.

PANDANGAN MENGENAI NILAI
Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan perbuatan manusia merupakan pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan. Secara teologis, manusia perlu mencapai kebaikan tertinggi, yaitu nilai yang merupakan suatu kesatuan dengan Tuhan. Untuk dapat sampai kesana manusia harus berusaha dengan bantuan akal rationya yang berarti mengandung nilai kepraktisan.
Menurut Aristoteles, kebajikan dapat dibedakan: yaitu yang moral dan yang intelektual. Kebajikan moral adalah kebajikan yang merupakan pembentukan kebiasaan, yang merupakan dasar dari kebajikan intelektual. Jadi, kebajikan intelektual dibentuk oleh pendidikan dan pengajaran. Kebajikan intelektual didasari oleh pertimbangan dan pengawasan akal. Oleh perenialisme estetika digolongkan kedalam filsafat praktis. Kesenian sebagai salah satu sumber kenikmatan keindahan adalah suatu kebajikan intelektual yang bersifat praktis filosofis. Hal ini berarti bahwa di dalam mempersoalkan masalah keindahan harus berakar pada dasar – dasar teologis, ketuhanan.

PANDANGAN MENGENAI PENGETAHUAN
Kepercayaan adalah pangkal tolak perenialisme mengenai kenyataan dan pengetahuan. Artinya sesuatu itu ada kesesuaian antara piker (kepercayaan) dengan benda – benda. Sedang yang dimaksud benda adalah hal – hal yang adanya bersendikan atas prinsip keabadian.Oleh karena itu, menurut perenialisme perlu adanya dalil – dalil yang logis, nalar, sehingga sulit untuk diubah atau ditolak kebenarannya. Menurut Aristoteles, Prinsip – prinsip itu dapat dirinci menjadi :
• Principium identitatis, yaitu identitas sesuatu. Contohnya apabila si Bopeng adalah benar – benar si Bopeng ia todak akan menjadi Si Panut.
• Principium contradiksionis ( prinsipium kontradiksionis), yaitu hukum kontradiksi (berlawanan). Suatu pernyataan pasti tidak mengandung sekaligus kebenaran dan kesalahan, pasti hanya mengandung satu kenyataan yakni benar atau salah.
• Principium exelusi tertii (principium ekselusi tertii), tidak ada kemungkinan ketiga. Apabila pernyataan atau kebenaran pertama salah, pasti pernyataan kedua benar dan sebaliknya apabila pernyataan pertama benar pasti pernyataan yang berikutnya tidak benar.
• Principium rationis sufisientis. Prinsip ini pada dasarnya mengetengahkan apabila barang sesuatu dapat diketahui asal muasalnya pasti dapat dicari pula tujuan atau akibatnya.
Perenialisme mengemukakan adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat.
• Science sebagai ilmu pengetahuan
Science yang meliputi biologi, fisika, sosiologi, dan sebagainya ialah pengetahuan yang disebut sebagai “empiriological analysis” yakni analisa atas individual things dan peristiwa – peristiwa pada tingkat pengalaman dan bersifat alamiah. Science seperti ini dalam pelaksanaan analisa dan penelitiannya mempergunakan metode induktif. Selain itu, juga mempergunakan metode deduktif, tetapi pusat penelitiannya ialah meneliti dan mencoba dengan data tertentu yang bersifat khusus.
• Filsafat sebagai pengetahuan
Menurut perenialisme, fisafat yang tertinggi ialah “ilmu” metafisika. Sebab, science dengan metode induktif bersifat empiriological analysis (analisa empiris); kebenarannya terbatas, relatif atau kebenarannya probability. Tetapi filsafat dengan metode deduktif bersifat ontological analysis, kebenaran yang dihasilkannya universal, hakiki, dan berjalan dengan hukum – hukum berpikir sendiri, berpangkal pada hukum pertama; bahwa kesimpulannya bersifat mutlak, asasi. Hubungan filsafat dan pengetahuan tetap diakui urgensinya, sebab analisa empiris dan analisa ontology keduanya dianggap perenialisme dapat komplementatif. Tetapi filsafat tetap dapat berdiri sendiri dan ditentukan oleh hukum –hukum dalam filsafat sendiri, tanpa tergantung kepada ilmu pengetahuan.

PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh filsafat – filsafat Plato sebagai Bapak Idealisme Klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak Realisme Klasik, dan filsafat Thomas Aquina yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles dengan ajaran Gereja Katolik yang tumbuh pada zamannya
1. Plato
Plato (427-347 SM), hidup pada zaman kebudayaan yang sarat dengan ketidakpastian, yaitu fisafat sofisme. Ukuran kebenaran dan ukuran moral menurut sofisme adalah manusia secara pribadi, sehingga pada zaman itu tidak ada kepastian dalam moral dan kebenaran, tergantung pada masing – masing individu. Plato berpandangan bahwa realitas yang hakiki itu tetap tidak berubah karena telah ada pada diri manusia sejak dari asalnya. Menurut Plato, “dunia idea”, yang bersumber dari ide mutlak, yaitu Tuhan. Manusia menemukan kebenaran, pengetahuan, dan nilai moral dengan menggunakan akal atau ratio.
Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan. Masyarakat yang ideal adalah masyarakat adil sejahtera. Manusia yang terbaik adalah manusia yang hidup atas dasar prinsip “idea mutlak”, yaitu suatu prinsip mutlak yang menjadi sumber realitas semesta dan hakikat kebenaran abadi yang transcendental yang membimbing manusia untuk menemukan criteria moral, politik, dan social serta keadilan. Ide mutlak adalah Tuhan
2. Aristoteles
Aristoteles (384 – 322 SM) adalah murid Plato, namun dalam pemikirannya ia mereaksi terhadap filsafat gurunya, yaitu idealisme. Hasil pemikirannya disebut filsafat realisme. Ia mengajarkan cara berpikir atas prinsip realistis, yang lebih dekat pada alam kehidupan manusia sehari – hari. Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada dalam kondisi alam materi dan social. Sebagai makhluk rohani, manusia sadar ia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada manusia ideal
Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat mencapainya. Ia menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral. Aristoteles juga menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan individu secara bulat, totalitas. Aspek – aspek jasmaniah, emosi, dan intelek sama dikembangkan, walaupun ia mengakui bahwa “kebahagiaan tertinggi ialah kehidupan berpikir” (2:317)
3. Thomas Aquinas
Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan – kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap –tiap individu. Seorang guru bertugad untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata. Menurut J.Maritain, norma fundamental pendidikan adalah :
• Cinta kebenaran
• Cinta kebaikan dan keadilan
• Kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi
• Cinta kerjasama
Kaum perenialis juga percaya bahwa dunia alamiah dan hakikat manusia pada dasarnya tetap tidak berubah selam berabad – abad : jadi, gagasan – gagasan besar terus memiliki potensi yang paling besar untuk memecahkan permasalahan – permasalahan di setiap zaman. Selain itu, filsafat perenialis menekankan kemampuan – kemampuan berpikir rasional manusia sehingga membedakan mereka dengan binatang – binatang lain.

PANDANGAN MENGENAI BELAJAR
Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme adalah :
? Mental disiplin sebagai teori dasar
Penganut perenialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan berpikir (mental discipline) adalah salah satu kewajiban tertinggi dari belajar, atau keutamaan dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program pendidikan pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan kemampuan berpikir.
? Rasionalitas dan Asas Kemerdekaan.
Asas berpikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan ; otoritas berpikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna kemerdekaan pendidikan ialah membantu manusia untuk menjadi dirinya sendiri, be him-self, sebagai essential-self yang membedakannya daripada makhluk- makhluk lain. Fungsi belajar harus diabdikan bagi tujuan ini, yaitu aktualitas manusia sebagai makhluk rasional yang dengan itu bersifat merdeka.
? Learning to Reason ( Belajar untuk Berpikir)
Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis dan berhitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tujuan pokok pendidikan sekolah menengah dan pendidikan tinggi.
? Belajar sebagai Persiapan Hidup
Bagi Thomisme, belajar untuk berpikir dan belajar untuk persiapan hidup (dalam masyarakat) adalah dua langkah pada jalan yang sama, yakni menuju kesempurnaan hidup, kehidupan duniawi menuju kehidupan syurgawi.
? Learning through Teaching (belajar melalui Pengajaran)
Adler membedakan antara “learning by instruction” dan “learning by discovery”, penyelidikan tanpa bantuan guru. Dan sebenarnya learning by instruction adalah dasar dan menuju learning by discovery, sebagai self education. Menurut perenialisme, tugas guru bukanlah perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai “murid” yang mengalami proses belajar sementara mengajar. Guru mengembangkan potensi – potensi self discovery ; dan ia melakukan “moral authority”atas murid –muridnya, karena ia adalah seorang professional yang qualified dan superior dibandingkan muridnya.

Konstruktivisme

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:

  1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
  2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
  3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
  4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
  5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
  6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.

FILSAFAT PENDIDIKAN

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

Beberapa aliran filsafat pendidikan;

1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.

2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan

3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.

Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

3. ESENSIALISME DAN PERENIALISME

Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.

Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.

Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa.

Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.

Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:

1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)

2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)

3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)

Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama.

LANDASAN DAN ALIRAN PENDIDIKANLANDASAN DAN ALIRAN PENDIDIKAN

I. Pendahuluaan
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Yang sudah barang tentu dalam menjalankan kelanjutan pendidikan tersebut harus ada alat sebagai pegangan yang salah satunya adalah adanya kurikulum.
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
(1) filosofis;
(2) psikologis;
(3) sosial-budaya; dan
(4) ilmu pengetahuan dan teknologi..
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.
1. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. (keterangan lebih lanjut pada bab Uraian)
2. Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu :
(1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
3. Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang, Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian..
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
II. Uraian
Lembaga pendidikan pada umumnya adalah sarana bagi proses pewarisan maupun transformasi pengetahuan dan nilai-nilai antar generasi. Dari sini dapat terpahami bahwa pendidikan senantiasa memiliki muatan ideologis tertentu yang antara lain terekam melalui konstruk filosofis yang mendasarinya.
Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum, maka dalam membahas filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat. Dalam arti, filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai. Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab, aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang-kurangnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.
Perspektif O’neil (H.A.R. Tilaar) memandang titik tolak pedagogik dari tindakan pemanusiaan. Sehingga pendidikan tidak bisa dilepaskan dari filsafat manusia. Jadi, justru perbedaan persepsi tentang manusia inilah yang kemudian melahirkan berbagai aliran dalam dunia pendidikan.
Di dunia dikenal beberapa aliran utama filsafat pendidikan yang di antaranya dapat diuraikan berikut ini.

Perenialisme
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)
Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)
Beberapa tokoh lain pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama.
Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji.
Aliran perennialisme meliputi
a) seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia,
b) Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia, bukan mesin atau teknik. Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan
c) mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta,
d) mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami,
e) Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang mungkin,
f) Orientasi bersifat philosophically-minded (fokus pada perkembangan personal),
g) memiliki dua corak, yaitu
(1) Perennial Religius
Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh pengetahuan proposisional.
(2) Perennial Sekuler
Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian seminar dan diskusi sebagai cara yang tepat untuk mengkaji hal-hal yang terbaik bagi dunia (Socratic method). Disini, individu dibimbing untuk membaca materi pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern. Pembimbing berfungsi memformulasikan masalah yang kemudian didiskusikan dan disimpulkan oleh kelas. Sehingga, dengan iklim kritis dan demokratis yang dibangun dalam kultur ini, individu dapat mengetahui pendapatnya sendiri sekaligus menghargai perbedaan pemikiran yang ada.

Essensialisme
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.
Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa.
Esensialisme adalah suatu filsafat dalam aliran pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda.
Aliran pendidikan esensialisme secara umum menekankan pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.

Progresivisme
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Aliran Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Aliran pendidikan progresivisme melihat manusia sebagai
(a) Pemecah persoalan (problem-solver) yang baik.
(b) Oposisi bagi setiap upaya pencarian kebenaran absolut.
(c) Lebih tertarik kepada perilaku pragmatis yang dapat berfungsi dan berguna dalam hidup.
(d) Pendidikan dipandang sebagai suatu proses.
(e) Mencoba menyiapkan orang untuk mampu menghadapi persoalan aktual atau potensial dengan keterampilan yang memadai.
(f) Mempromosikan pendekatan sinoptik dengan menghasilkan sekolah dan masyarakat bagi humanisasi.
(g) Bercorak student-centered.
(h) Pendidik adalah motivator dalam iklim demoktratis dan menyenangkan. (i) Bergerak sebagai eksperimentasi alamiah dan promosi perubahan yang berguna untuk pribadi atau masyarakat.
Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff

Rekonstruksionisme
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Pendidikan rekonstruksionisme Merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil.
Fokus dalam aliran pendidikan Rekonstruksionisme adalah berikut ini.
(a) Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problema sosial yang signifikan.
(b) Mengkritik pola life-adjustment (perbaikan tambal-sulam) para Progresivist
(c) Pendidikan perlu berfikir tentang tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu pendekatan utopia pun menjadi penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia masa depan yang perlu diciptakan.
(d) Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.
(e) Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas hidup yang nyata bersama sesamanya.
(f) Learn by doing! (Belajar sambil bertindak).
Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg

Selain keempat aliran pendidikan di atas, sebenarnya masih ada beberapa aliran yaitu:
1. Idealisme yang memandang bahwa realitas akhir adalah roh bukan materi maupun fisik. Pengetahuan yang diperoleh melalui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah.
2. Realisme yang memandang realitas adalah dualitis yang terdiri dari atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian yaitu
a) subyek yang menyadari dan mengetahui
b) realita diluar manusia yang dijadikan obyek pengetahuan manusia
3. Materialisme yang berpandangan bahwa hakekat realisme adalah materi bukan ruhani, spiritual ataupun supernatural.
4. Pragmatisme yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami
5. Eksistensialisme yang memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas

III. Analisis dan Pembahasan
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas dapatlah diambil sebuah analisis bahwa
Aliran Perenialisme adalah sebuah aliran yang berlatar belakang sebuah pandangan bahwa dunia ini sudah kacau, maka untuk menyelamatkan dunia perlu mengembalikan nilai filsafat yang berpegang teguh nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kokoh, kuat dan teruji. Namur demikian dalam mengikuti perkembangan zaman, agak kaku.
Aliran Perenialisme berkembang di kawasan Eropa yang pada saat itu pendidikan hanya berlaku dikalangan ningrat yang menanamkan masalah nilai-nilai klasik bukan hal-hal yang praktis. Mak dari penulis menganggap aliran ini kurang berkeadilan.
Aliran Essensialisme adalah sebuah aliran yang secara umum menekankan pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia secara realitas.

IV. Penutup
Simpulan
Setiap orang, pasti menginginkan hidup bahagia. Salah satu diantaranya yakni hidup lebih baik dari sebelumnya atau bisa disebut hidup lebih maju. Hidup maju tersebut didukung atau dapat diwujudkan melalui pendidikan. Dikaitkan dengan penjelasaan diatas, menurut pendapat saya filsafat pendidikan yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya kehidupan yang maju yakni filsafat yang konservatif yang didukung oleh sebuah idealisme, rasionalisme (kenyataan). Itu dikarenakan filsafat pendidikan mengarah pada hasil pemikiran manusia mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai seperti yang telah disebutkan diatas.
Masing-masing aliran pendidikan memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga para pelaku pendidikan harus mempelajari semua aliran dan mengkolaborasikannya sehingga akan diperoleh suatu sistem pendidikan atau pola pembelajaran yang baik
Saran

V. Sumber
Admin, 2006. Mazhab-Mazhab Filsafat Pendidikan, Situs informasi Indonesia Serba serbi Dunia Pendidikan, http://edu-articel.com
Hidayanto, D.N, 2000. Diktat Landasan Pendidikan, Untuk Mahasiswa, Guru dan Praktisi Pendidikan, Forum Komunikasi Ilmiah FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda
3. Pasti, Y. Priyono, 2007, Menuju Pendidikan Demokratis Humanistik, http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/23/Didaktika/1916660.htm
4. Gunarto, H, 2004. Mengusung Pendidikan Humanistik,
http://www.freelists.org/archives/ppi/05-2004/msg00284.html
5. O’neil, F. William, 2001. Ideoligi-Ideologi Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
6. Tjaya, Thomas Hidya, 2004. Mencari Orientasi Pendidikan,
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htm
Akhmad Sudrajat, 2006, Landasan Pendidikan,
http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com
8. Filosofis Pendidikan http://pakguruonline.pendidikan.nRakimhttp://www.blogger.com/profile/00232687990710687384